Pendahuluan

         Berbicara merupakan ketrampilan berbahasa yang bertujuan untuk mengungkapkan ide, gagasan, serta perasaan secara lisan sebagai proses komunikasi kepada orang lain. Kegiatan berbicara dalam kegiatan pembelajaran sangatlah penting, terutama dalam proses komunikasi antara guru dengan siswa atau siswa dengan siswa lainnya. Dalam proses pembelajaran terjadilah komunikasi timbal balik atau komunikasi dua arah antara guru dengan siswa atau antara siswa dengan siswa. Diharapkan pembelajaran bersifat student centered ( berpusat pada siswa) sehingga siswa benar-benar terlibat dalam pembelajaran, hal ini mencakup kemampuan berbicara siswa dalam menyampaikan gagasan atau ide yang dimilikinya, seperti yang dijelaskan Arsjad dan Mukri( 1987 : 16) 
mengungkapkan bahwa kemampuan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan. Dengan demikian kemampuan berbicara siswa merupakan salah 
satu aktivitas siswa dalam pembelajaran.

         Ketika saya melakukan survei dan wawancara dengan guru kelas IV SD, pembelajaran kemampuan berbicara masih kurang efektif sehingga kemampuan berbicara siswa rendah. Kemampuan berbicara siswa rata-rata 50%, sedangkan hasil belajar kemampuan berbicara siswa yang sudah mencapai KKM adalah 40%. Rendahnya kemampuan berbicara siswa tersebut disebabkan karena guru masih menerapkan strategi pembelajaran konvensional dalam pembelajaran.


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI STRATEGI 
PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA 
MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD 
NEGERI I BALEHARJO TAHUN AJARAN 2012/2013 

Oleh: WAHYU HANDAYANI A. 
510090235
PROGRAM STUDI GURU SEKOLAH DASAR 
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN 
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013


ABSTRAK
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI STRATEGI
PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA
MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD
NEGERI I BALEHARJO TAHUN AJARAN 2012/2013
Oleh:
Wahyu Handayani, A 510090235, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah
Surakarta, 2013, 11 halaman

            Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia melalui strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining pada siswa kelas V SD Negeri I Baleharjo. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, subyek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V SD Negeri I Baleharjo. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, tes, dokumentasi dan wawancara.. Teknik analisis data digunakan dengan analisis yang terdiri dari reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia melalui strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining dapat meningkatkan kemampuan berbicara serta hasil belajar kemampuan berbicara siswa kelas V SD Negeri I Baleharjo, tahun ajaran 2012/2013. Hal ini terbukti pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan nilai rata-rata hasil belajar kemampuan berbicara 65, 74 dengan persensentase ketuntasan sebesar 42,10 %, pada siklus I sebesar 70,94 dengan persentase sebesar 73,68 %, dan pada siklus II sebesar 78 dengan persentase ketuntasan sebesar 89,47 %. Selain itu, kemampuan berbicara siswa juga meningkat pada setiap siklusnya, yaitu yang meliputi: a) Kesesuaian isi dengan topik pembicaraan pada pra tindakan sebesar 47,37% (9 siswa), siklus I 73,6% ( 14 siswa), dan pada siklus II 84,21% ( 16 siswa), b) Ketepatan lafal dan intonasi pada pra tindakan sebesar 31,58% (6 siswa), siklus I 63,16% (12 siswa), dan pada siklus II 78,95% ( 15 siswa), c) Ketepatan siswa dalam mengucapkan pada pra tindakan 36,84% (7 siswa), siklus I 73,68% (14 siswa), dan pada siklus II 84,21% ( 14 siswa), d) Kelancaran siswa dalam mengucapkan pada pra tindakan 57,89% ( 11 siswa), pada siklus I 68,42% ( 13 siswa), dan pada siklus II 78,95% ( 15 siswa), e) Kenyaringan suara pada pra tindakan 57,89% ( 11 siswa), pada siklus I 63,16% (12 siswa), dan pada siklus II 84,21% (16 siswa), f) Sikap dalam berbicara pada pra tindakan 42,11% (8 siswa), pada siklus I 63,16% ( 12 siswa), dan pada siklus II 84,21% ( 16 siswa), g) Penguasaan topik pembicaraan pada pra tindakan 63,16% ( 12 siswa), pada siklus I 63,16 % ( 12 siswa), dan pada siklus II 84,21% (16 siswa). 

Kata Kunci : Berbicara, Strategi Student Facilitator and Explaining 


PENDAHULUAN 


           Berbicara merupakan ketrampilan berbahasa yang bertujuan untuk mengungkapkan ide, gagasan, serta perasaan secara lisan sebagai proses komunikasi kepada orang lain. Kegiatan berbicara dalam kegiatan pembelajaran sangatlah penting, terutama dalam proses komunikasi antara guru dengan siswa atau siswa dengan siswa lainnya. Dalam proses pembelajaran terjadilah komunikasi timbal balik atau komunikasi dua arah antara guru dengan siswa atau antara siswa dengan siswa. Diharapkan pembelajaran bersifat student centered ( berpusat pada siswa) sehingga siswa benar-benar terlibat dalam pembelajaran, hal ini mencakup kemampuan berbicara siswa dalam menyampaikan gagasan atau ide yang dimilikinya, seperti yang dijelaskan Arsjad dan Mukri( 1987 : 16) mengungkapkan bahwa kemampuan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan. Dengan demikian kemampuan berbicara siswa merupakan salah satu aktivitas siswa dalam pembelajaran. Berdasarkan survei yang telah dilakukan dan wawancara dengan guru kelas V SD Negeri I Baleharjo, pembelajaran kemampuan berbicara masih kurang efektif sehingga kemampuan berbicara siswa rendah. Kemampuan berbicara siswa rata-rata 50%, sedangkan hasil belajar kemampuan berbicara siswa yang sudah mencapai KKM adalah 40%. Rendahnya kemampuan berbicara siswa tersebut disebabkan karena guru masih menerapkan strategi pembelajaran konvensional dalam pembelajaran. 

              Menurut keterangan siswa, dalam mengajar guru masih menerapkan strategi pembelajaran yang konvensional, guru hanya menerangkan materi dengan ceramah kemudian siswa diminta untuk mendengarkan dan menjawab pertanyaan sesuai dengan materi yang diajarkan. Dari kegiatan tersebut sangat jelas aktivitas siswa dalampembelajaran masih sangat rendah terutama aktivitas berbicara, sehingga siswa akan merasa bosan dan tidak berminat untuk mengikuti pembelajaran. Aktivitas berbicara siswa dalam pembelajaran perlu terus ditingkatkan, karena pada kenyataannya masih banyak siswa yang susah bila disuruh berbicara di depan kelas. Banyak siswa yang masih malumalu, atau tersendat-sendat bila disuruh berbicara di depan kelas. Hal itu disebabkan karena siswa kurang berkonsentrasi dan minimnya kosakata yang mereka miliki. Melihat kondisi rendahnya kemampuan berbicara siswa tersebut maka perlu adanya suatu inovasi guna meningkatkan kemampuan berbicara siswa. 

               Dalam penelitian ini guru menggunakan strategi Student Facilitator and Explaining dalam meningkatkan kemampuan berbicra siswa. Strategi ini merupakan strategi yang menjadikan siswa aktif berbicara, menyampaikan gagasan dan pendapatnya sehingga hal tersebut akan mampu melatih kemampuan berbicara siswa dengan menggunakan bahasa yang santun dan benar. Setiap kegiatan mempunyai tujuan yang ingin di capai, karena tujuan merupakan sasaran yang ingin dicapai sekaligus sebagai pengarah aktivitas dan usaha yang dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah : 
  1. Siswa kelas V SD Negeri I Baleharjo dapat meningkatkan kemampuan berbicara dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
  2. Siswa kelas V SD Negeri I Baleharjo dapat meningkatkan hasil belajar kemampuan berbicara dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
METODE PENELITIAN 

  1. Setting Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di SD Negeri I Baleharjo, yang beralamat di Dusun Prambe, Desa Baleharjo, Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri. Sekolah ini dipimpin oleh Supardi S. Pd yang membawahi 8 pengajar yang bertindak sebagai wali kelas dan guru mata pelajaran.
  2. Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai dari tahap persiapan hingga tahap pelaporan hasil penelitian dilakukan selama 4 bulan, yaitu mulai bulan November 2012 sampai bulan Februari 2013. Adapun pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan pada bulan Desember.
  3. Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan tiga metode pengumpulan data, yaitu sebagai berikut:

    A. Metode Observasi Oservasi adalah cara mengumpulkan data dengan cara mengamati secara langsung objek yang diteliti. Hal ini dilakukan sebelum, selama dan setelah proses pembelajaran. Menurut Jakoda ( dalam Purnomo, 2011 : 34), observasi adalah suatu cara yang paling dasar untuk mendapatkan informasi mengenai gejala-gejala sosial melalui proses pengamatan. Observasi yang dilakukan peneliti adalah mengamati kegiatan yang berlangsung selama pembelajaran, baik mengenai kondisi kelas, kondisi siswa selama mengikuti pembelajaran dan mengamati guru dalam mengajar Bahasa Indonesia dalam hal kemampuan berbicara siswa.

    B. Tes Tes digunakan untuk mengukur hasil belajar dari proses pembelajaran, dan hasil belajar tersebut dapat diketahui tingkat pemahaman siswa dalam materi yang telah disampaikan. Menurut Nurkancana dan Sumartana( dalam Suwandi, 2010 : 39) “Tes adalah suatu cara untuk melakukan penilaian yang berbentuk tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa untuk mendapatkan data tentang nilai dan prestasi siswa tersebut yang dapat dibandingkan dengan yang dicapai kawan-kawannya atau nilai standar yang ditetapkan.” Dalam penelitian ini tes yang digunakan oleh peneliti adalah tes tertulis dan lisan dengan materi menanggapi permasalahan aktual pada kelas V tahun pelajaran 2012/2013. Teknik tes digunakan untuk mendapatkan nilai siswa mengenai hasil belajar kemampuan berbicara pada setiap siklus.

    C. Dokumentasi Menurut Margono sebagaimana yang dikutip oleh Muttaqin( 2011 : 50) dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip, termasuk juga buku-buku tentang pendapat, dalil atau hukum-hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode dokumentasi untuk mendapatkan data sekolah, data siswa, daftar nilai kemampuan berbicara siswa kelas V, dan foto rekaman proses tindakan penelitian.

    D. Metode Wawancara Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan melakukan percakapan dan tanya jawab dengan narasumber. Menurut Hopkins ( dalam Wiriaatmadja, 2005 :117) “wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang orang lain”. Wawancara dilakukan secara mendalam dan langsung agar diperoleh data-data dan keterangan yang berkaitan dengan topik penelitian. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan kepada guru dan siswa kelas V SD Negeri I Baleharjo mengenai proses pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya kemampuan berbicara yang telah dilaksanakan selama ini, baik mengenai antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran, penggunaan strategi pembelajaran serta nilai siswa khususnya dalam kemampuan berbicara. 
  4. Teknik Analisis Data Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian kualitatif teknik analisis yang digunakan Analysis Interactive Model dari Miles dan Huberman( dalam Sugiyono, 2005 : 91) yang membagi kegiatan analisis menjadi beberapa bagian yaitu: data collection, data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Langkah-langkah analisis data model analisis interaktif dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

    1. Pengumpulan data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan wawancara, observasi, dokumentasi dan tes. Data-data di lapangan dicatat dalam bentuk deskriptif tentang apa yang dilihat, yang didengar dan yang dialami oleh subjek penelitian. Pengumpulan data ini sesuai dengan fenomena di lapangan yang dijumpai.

    2. Reduksi data Reduksi data diartikan merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian maka data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas mempermudah dalam mengumpulkan data selanjutnya.

    3. Penyajian data Penyajian data dalam penelitian ini berbentuk teks naratif. Penyajian data ini bertujuan untuk mengetahui apa yang terjadi dan apa yang harus dilakukan selanjutnya, untuk dianalisis dan diambil tindakan yang dianggap perlu.

    4. Verifikasi dan penarikan kesimpulan Kegiatan verifikasi dan penarikan kesimpulan ini berlangsung sejak awal penelitian hingga akhir penelitian dan merupakan proses yang berkesinambungan dan berkelanjutan. 
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Diskripsi Pelaksanaan Siklus I
    A. Perencanaan Tindakan Siklus I Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan I dan II dilaksanakan pada hari Selasa, 8 Januari 2013 dan Kamis, 10 Januari 2013 dan masing-masing pertemuan adalah 2 x 35 menit. Pada tahap perencanaan guru melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1) Menyiapkan bahan pengajaran
2) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia aspek kemampuan berbicara dengan strategi Student Facilitator and Explaining
3) Membuat dan mempersiapkan instrumen penelitian berupa pedoman observasi, pedoman wawancara dengan guru dan siswa, dan rubrik penilaian
4) Menyiapkan media pembelajaran berupa gambar-gambar persoalan faktual 

     B. Tindakan
1) Pertemuan Pertama 
   a) Kegiatan Awal Guru melihat kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran, setelah itu guru mengucapkan salam dan memimpin untuk berdo’a. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai serta memberikan motivasi kepada siswa.
  b) Kegiatan inti
  (a) Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi ini guru menjelaskan materi tentang mengomentari persoalan faktual yang disajikan dalam gambar. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya dan berpendapat untuk menggali kemampuan awal siswa. Setelah itu guru membagikan soal berupa gambar untuk ditempel di buku siswa.
   (b) Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi guru meminta siswa untuk mengerjakan soal yang telah ditempel masing-masing siswa, kemudian siswa diminta menceritakan gambar pada buku tugas. Dalam kegiatan ini guru membimbing siswa dalam mengerjakan soal.
   (c) Konfirmasi Dari hasil pekerjaan siswa guru mengetahui seberapa benar penegetahuan siswa tentang materi yang telah dibahaskemudian uru memberi kesempatan pada siswa untuk mengutarakan pendapatnya tentang materi tersebut atau bertanya tentang materi tersebut atau bertanya tentang hal-hal yang belum di mengerti.

    C. Kegiatan akhir 
    Dalam kegiatan akhir guru memberikan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum berpartisipasi aktif, kemudian guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

2. Pertemuan Kedua Pertemuan kedua untuk Siklus I ini tidak jauh beda dengan pembelajaran pertemuan pertama, pada pertemuan kedua ini guru peneliti juga mengadakan penilaian indikator berbicara untuk mengetahui sejauh mana kemampuan berbicara siswa dan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar kemampuan berbicara siswa.

   C.Observasi Pengamatan dilakukan tidak hanya difokuskan kepada guru namun juga dilakukan pada aktivitas siswa dalam pembelajaran. Sehingga pengamatan dilakukan menyeluruh pada semua aspek baik dari aspek siswa maupun kegiatan guru pada saat kegiatan berlangsung Hasil pengamatan observer kemudian didiskusikan dengan guru untuk dijasikan pedoman melakukan tindakan berikutnya. Diperoleh data bahwa masih banyak siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM.

   D. Refleksi Setelah guru melakukan proses pembelajaran, guru melakukan diskusi refleksi dengan observer. Dalam kegiatan ini guru melakukan refleksi terhadap guru sendiri sebagai peneliti dan siswa dalam proses pembelajaran yang telah diperbaiki dengan strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining, dari hasil refleksi tersebut adalah sebagai berikut:
   a) Guru terlalu cepat menyampaikan langkah-langkah pembelajaran sehingga ada siswa yang merasa kurang paham 
    b) Guru kurang menunjukkan sikap adil dalam pembelajaran, seringkali ada siswa yang merasa kurang diperhatikan 
      c) Guru kurang memandu siswa secara merata
      d) Alokasi waktu kurang sesuai dengan waktu yang telah ditentukan

2. Diskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus II
a. Perencanaan Dalam kegiatan perencanaan guru menyiapkan bahan pengajaran, menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia aspek kemampuan berbicara dengan strategi Student Facilitator and Explaining, membuat dan mempersiapkan instrumen penelitian berupa pedoman observasi, pedoman wawancara dengan guru dan siswa, dan rubrik penilaian serta menyiapkan media pembelajaran berupa cerita persoalan factual.
b. Tindakan Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan I dan II dilaksanakan pada hari Selasa, 15 Januari 2013 dan Kamis, 17 Januari 2013 dan masing-masing pertemuan adalah 2 x 35 menit. Pada kegiatan inti kegiatan yang dilakukan guru adalah sebagai berikut:
(a) Guru menjelaskan materi mengenai persoalan faktual yang disajikan dalam bentuk cerita 
(b) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan pendapatnya masing-masing. (c) Siswa diberi soal berupa cerita untuk ditanggapi, kemudian masing-masing siswa diminta menceritakannya di depan kelas. 
(d) Guru memberikan evaluasi pada akhir siklus untuk mengetahui hasil belajar kemampuan berbicara siswa
c. Refleksi Refleksi yang dapat guru peneliti laporkan dalam tindakan siklus II ini adalah sebagai berikut: 
(a) Guru sudah melaksanakan pembelajaran dengan baik 
(b) Kepercayaan diri siswa meningkat saat tampil berbicara di depan kelas 
(c) Kenyaringan suara siswa tidak lemah lagi 
(d) Antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran meningkat hal ini ditunjukkan dengan bertambahnya siswa yang berpartisipasi aktif dalam pembelajaran 
(e) Sikap siswa saat berbicara di depan kelas sudah tidak kaku lagi. 

        Dari penjelasan di atas dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan pada indikator yang telah ditetapkan dari hasil pelaksanaan siklus I, dan siklus II. berdasarkan prosentase keberhasilan di atas, menunjukkan bahwa ketuntasan kemampuan berbicara siswa antara lain sebagai berikut: Kesesuaian isi dengan topik pembicaraan jumlah siswa yang tuntas 16 siswa ( 84,21%), ketepatan lafal dan intonasi jumlah siswa yang tuntas 15 siswa ( 78,95%), ketepatan siswa dalam mengucapkan jumlah siswa yang tuntas 14 siswa ( 73,68%), kelancaran ucapan jumlah siswa yang tuntas 15 siswa ( 78,95%), kenyaringan suara jumlah siswa yang tuntas 16 siswa ( 84,21%), sikap siswa dalam berbicara jumlah siswa yang tuntas 16 siswa ( 84,21%), penguasaan topik pembicaraan 16 siswa (84,21%).
     Secara umum dari hasil pengamatan dan tes sebelum pra siklus hingga siklus II, dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas V SD Negeri I Baleharjo. Peningkatan nilai rata- rata yaitu 65,74 pada pra siklus menjadi 70,94 pada siklus I dan menjadi 78 pada siklus II. Serta ketuntasan belajar siswa yang mencapai KKM yaitu 42,10 % pada pra siklus menjadi 73,69 % pada siklus I dan menjadi 89,47 % pada siklus II.  
          Berdasarkan hasil tersebut, maka hipotesis tindakan yang dirumuskan yaitu “Penerapan strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining meningkatkan kemampuan berbicara dan hasil belajar kemampuan berbicara dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas V SD Negeri I Baleharjo tahun ajaran 2012/2013 dapat diterima”. 

SIMPULAN 

      Secara singkat kesimpulan hasil penelitian ini adalah Melalui strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining kemampuan berbicara pada pelajaran Bahasa Indonesia kelas V SD Negeri I Baleharjo mengalami peningkatan, yakni dalam kemampuan berbicara dan hasil belajar kemampuan berbicara siswa. Peningkatan kemampuan berbicara tersebut terjadi setelah guru dan peneliti melakukan beberapa upaya peningkatan kemampuan berbicara pada pelajaran Bahasa Indonesia pada materi mengomentari persoalan faktual dengan menggunakan strategi pembelajaran Student Facilitator and Explainig. 


DAFTAR PUSTAKA 

Arsjad dan Mukti. 1987. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama. 

Aziz, Purnomo. 2011. “Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa Kelas IV Melalui Metode Permainan Cerita Berantai Di SD Negeri Brojol I Kecamatan Miri Kabupaten Sragen” (Skripsi S-1 Progdi PGSD). Surakarta: FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Muttaqin, Sholehan. 2011. Peranan Pendidik Dalam Membimbing Peserta Didik Disleksia Pada Siswa Kelas III SDN Ngepringan 3 Kecamatan Jenar Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi : UMS( Tidak diterbitkan).

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. 

Suwandi. 2010. Model Assesmen dalam Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka. 

Wiriaatmaja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


        Dari jurnal tersebut saya berargumentasi ingin mengembangkan strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining guna meningkatkan kemampuan berbicara pada siswa kelas IV SD. Sehingga saya mengambil judul penelitian yaitu "Keefektifan model pembelajaran student facilitator and explaining terhadap peningkatan kemampuan berbicara pada siswa kelas IV SD"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RPP Kurikulum 2013 Kelas IV/1 Tema Peduli Terhadap Makhluk Hidup

Program Tindak Lanjut (Perencanaan Pembelajaran)